Bagaimana Ekonomi RI Akan Terdampak Jika Terjadi Perang antara Israel dan Iran

by -94 Views

Pertempuran antara Israel dan Iran berpotensi memberikan dampak negatif terhadap Indonesia, terutama dari segi ekonomi jika situasinya memburuk. Dampak tersebut termasuk beban subsidi energi yang tinggi akibat potensi kenaikan harga minyak dunia dalam waktu dekat.

“Ada kecenderungan kenaikan harga minyak, bahkan diprediksi bisa mencapai US$90 per barel. Namun, kita tidak bisa memprediksi sejauh mana eskalasinya. Karena konflik bisa meningkat lagi, akan memengaruhi kenaikan harga energi dan pangan,” kata Kepala Center of Digital Economy and SMEs Indef Eisha Maghfiruha dalam diskusi virtual, Sabtu (20/4/2024).

“Sebagai importir minyak bumi, kita sangat khawatir karena subsidi pemerintah akan meningkat dan menjadi beban bagi industri kita,” tambahnya.

Industri manufaktur yang masih sangat bergantung pada impor untuk bahan baku produksinya juga akan terpengaruh, baik dari kenaikan harga akibat penguatan dolar maupun pasokan yang terganggu karena konflik di Selat Hormuz melalui medan perang Israel dan Iran.

Karena itu, ketersediaan stok menjadi ancaman bagi industri dalam negeri. Selain itu, logistik dari rantai pasokan juga akan terganggu, yang akan berdampak pada perekonomian domestik akibat supply shock.

“Logistik akan lebih sulit karena aliran barang akan mengalami perubahan dan rute bisa terhambat karena konflik keamanan. Supply chain bisa terputus dan biaya logistik akan meningkat, hal ini memengaruhi industri manufaktur yang membutuhkan input dan harga komoditas terhambat. Sebagai negara pengimpor minyak bumi dan bahan impor lainnya, ketergantungan pada impor berdampak pada struktur biaya industri kita,” kata Eisha.

Namun, ada dampak positif dari kenaikan harga minyak, yaitu mendorong percepatan energi hijau. “Beberapa komoditas cenderung naik dalam beberapa minggu. Jika harga minyak naik, maka hal yang tidak terduga adalah kita akan didorong untuk mempercepat transisi ke energi terbarukan, karena kita tidak bisa terus-menerus bergantung pada batubara,” kata Eisha.