China menolak kemerdekaan Taiwan, siap menghancurkan AS

by -105 Views

Pemerintah China telah mengumumkan bahwa mereka akan menghancurkan siapa pun yang berani memisahkan Taiwan dari China, termasuk AS.

Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan China, Dong Jun, dalam acara The International Institute for Strategic Studies (IISS), Shangri-La Dialogue 2024, di Singapura.

Dong Jun menganggap bahwa Partai Progresif Demokratik yang berkuasa di Taiwan saat ini secara bertahap telah melakukan separatisme dan bertekad untuk menghapus identitas bangsa China di wilayah pulau tersebut.

“Para separatis tersebut baru-baru ini telah mengeluarkan pernyataan fanatik yang menunjukkan pengkhianatan terhadap bangsa Tiongkok dan nenek moyang mereka. Mereka akan ditelanjangi oleh sejarah,” kata Dong, seperti dilansir dari Aljazeera, Minggu (2/6/2024).

Dalam forum keamanan terbesar di Asia tersebut, Dong juga menyatakan bahwa Tentara Pembebasan Rakyat China selalu menjadi kekuatan yang tak terkalahkan dalam membela penyatuan tanah air, dan akan bertindak tegas setiap saat untuk menekan kemerdekaan Taiwan dan memastikan bahwa upaya tersebut tidak akan pernah berhasil.

“Siapapun yang berani memisahkan Taiwan dari Tiongkok akan dihancurkan dan akan menderita dari kehancuran itu sendiri,” tegas Dong.

Pernyataan Dong ini muncul setelah ia bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin selama lebih dari satu jam di sela-sela forum tersebut. Keduanya bertemu di sebuah hotel mewah tempat acara tersebut diselenggarakan.

Setelah pertemuan tersebut, Austin menyatakan bahwa percakapan telepon antara komandan militer AS dan Tiongkok akan dilanjutkan “dalam beberapa bulan mendatang”, sementara Beijing memuji hubungan keamanan yang “menstabilkan” antara kedua negara.

Pemerintahan Presiden Joe Biden dan Xi Jinping telah meningkatkan komunikasi untuk meredakan ketegangan antara kedua negara yang sama-sama memiliki senjata nuklir.

Fokus utama mereka adalah untuk memulai kembali dialog antar militer, yang dianggap penting untuk mencegah perselisihan menjadi tidak terkendali.