Sri Mulyani Menyoroti Risiko-raisiko yang Mengancam Investasi di Indonesia pada Tahun 2025

by -134 Views

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan investasi pada tahun 2025 akan tumbuh sekitar 5,2% hingga 5,9% year on year (yoy). Hal ini diungkapkan dalam Rapat Paripurna DPR RI, Selasa (4/6/2024).

Menurut proyeksi ini, Sri Mulyani juga menyoroti sejumlah risiko yang mungkin menghantui investasi Indonesia di tahun pertama pemerintahan Prabowo dan Gibran.

Faktor pertama adalah pergerakan suku bunga global yang cenderung tinggi akan berlangsung lebih lama. Faktor kedua adalah ketegangan geopolitik yang dapat mengakibatkan fragmentasi investasi dan perdagangan. Risiko terakhir adalah perubahan iklim.

“Peluang gangguan termasuk iklim tentu akan berdampak pada aktivitas investasi di 2025 yang kami perkirakan akan tumbuh sekitar 5,2-5,9%,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna.

Di kesempatan terpisah, Sri Mulyani juga menyoroti risiko perang dagang saat ini yang sangat signifikan karena eskalasinya yang luar biasa.

“Dilihat dari restriksi perdagangan yang diberlakukan antar negara, antara blok di Amerika dan RRT,” kata Sri Mulyani dalam rapat dengan Badan Anggaran (Banggar), Selasa (4/6/2024).

Sri Mulyani juga menyoroti peningkatan jumlah restriksi perdagangan dari 982 pada tahun 2019 menjadi 2.491 pada tahun 2022. Jumlah restriksi perdagangan terus bertambah menjadi 3.000 pada tahun terkini. Contohnya adalah pemberlakuan tarif bagi mobil listrik asal China oleh pemerintah AS.

“Dan tarif yang diberlakukan oleh pemerintah AS kepada produk mobil listrik China mencapai 100%,” ungkapnya.

Kondisi ini tentu menimbulkan disrupsi di pasar. Di sisi lain, Sri Mulyani juga menyoroti kebijakan industrial policy yang sekarang menjadi hal yang lebih diterima dalam dunia ekonomi.

“Negara-negara mulai menerapkan kebijakan industrial policy untuk menjaga ekonomi dan industri lokalnya,” kata Sri Mulyani.