Adik Kim Jong Un Mengungkap Ancaman di Tengah Ketegangan ‘Perang’ Korea

by -140 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Hubungan antara Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) kembali memanas. Kali ini, Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korut Kim Jong Un yang berpengaruh, menanggapi penyiaran melalui pengeras suara dan penyebaran selebaran yang dilakukan oleh Korsel.

“Jika Korsel secara bersamaan menyebarkan selebaran dan provokasi melalui pengeras suara di perbatasan, pasti akan terjadi perlawanan baru dari Korut,” kata Kim Yo Jong dalam pernyataan yang dikutip oleh kantor berita negara KCNA pada Selasa (11/6/2024).

Siaran Korsel mencakup berita dunia dan informasi tentang masyarakat demokratis dan kapitalis, disertai dengan musik K-pop populer. Suaranya diyakini dapat menjangkau jarak lebih dari 20 kilometer ke Korut.

Sebelumnya, Seoul telah menyiarkan siaran melalui pengeras suara yang ditujukan ke Pyongyang sebagai peringatan karena Korut terus mengirim balon berisi sampah ke wilayah Korsel.

Pada Sabtu, Korut meluncurkan sekitar 330 balon berisi sampah, di mana sekitar 80 di antaranya mendarat di perbatasan, sesuai laporan militer Korea Selatan. Kemudian pada Senin, Korsel mengatakan telah meluncurkan 310 balon udara lainnya, dengan sekitar 50 balon mendarat di wilayahnya.

Kim, wakil direktur departemen di Partai Pekerja yang berkuasa, menyebut ini sebagai awal dari situasi yang sangat berbahaya, merujuk pada siaran pengeras suara Korea Selatan.

Pyongyang mulai mengirim balon udara berisi sampah dan pupuk, termasuk kemungkinan pupuk kandang, melintasi perbatasan pada bulan Mei sebagai balasan atas selebaran anti-Korea Utara yang diterbangkan oleh aktivis Korsel dalam kampanye propaganda.

Menurut Leif-Eric Easley, seorang profesor di Universitas Ewha di Seoul, bagi kedua pihak, memperketat batas dan menaikkan eskalasi adalah usulan yang berisiko.

Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNC) yang dipimpin Amerika Serikat, yang mengawasi gencatan senjata yang menetapkan Zona Demiliterisasi antara kedua Korea saat Perang Korea 1950-1953 berakhir, sedang menyelidiki balon-balon tersebut, termasuk kemungkinan adanya bahan stiker dan produk limbah lainnya.

UNC berharap semua pihak dapat duduk bersama untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sejak deklarasi baru-baru ini oleh Korut bahwa penyatuan dengan Korsel bukan lagi tujuan, negara itu telah memperketat batasnya.

Dalam perkembangan terbaru, militer Korsel melepaskan tembakan peringatan ke Korut setelah tentara Kim Jong Un dilaporkan melintasi perbatasan Zona Demiliterisasi yang memisahkan kedua negara. Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 12:30 waktu setempat pada Minggu, menurut laporan Newsweek dan Al Jazeera yang mengutip Kepala Staf Gabungan (JCS) melalui Yonhap.

JCS menyatakan bahwa tentara Korsel memberikan peringatan dan melepaskan tembakan ke udara, dan tentara Korut kemudian kembali ke sisi perbatasan yang dijaga ketat.