Para pemimpin dunia dan pemerintah bereaksi atas penembakan yang dialami mantan Presiden Amerika Serikat (AS) yang juga tengah mencalonkan diri kembali dalam pemilu presiden (pilpres), Donald Trump. Mereka mengecam kekerasan politik dan menyatakan dukungan bagi yang terkena dampak.
Sebelumnya, FBI menyebut penembakan itu sebagai upaya pembunuhan. Diketahui satu orang tewas dan dua penonton kampanye lainnya terluka parah.
Lalu bagaimana pernyataan para pemimpin tersebut? Berikut rangkuman CNBC Indonesia, Senin (15/7/2024).
Macron-Putin hingga Zelensky-Erdogan
Presiden Komisi Eropa, Uni Eropa (UE), Ursula von der Leyen misalnya mengatakan “sangat terkejut” dengan serangan itu. “Kekerasan politik tidak memiliki tempat dalam demokrasi,” katanya, dikutip AFP.
Kanselir Jerman Olaf Scholz juga menyebut penembakan itu sangat “tercela”. Ia mengatakan “tindakan kekerasan seperti itu mengancam demokrasi”.
Pemimpin Prancis Emmanuel Macron menyebut upaya pembunuhan itu sebagai “tragedi bagi demokrasi kita”. “Prancis juga merasakan keterkejutan dan kemarahan rakyat Amerika,” katanya.
Pemerintah Presiden Rusia Vladimi Putin juga menyampaikan kutukannya. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan segala kekerasan dalam konteks politik tak dibenarkan.
“Setelah berbagai upaya untuk menyingkirkan kandidat Trump dari arena politik dengan menggunakan, pertama, semua alat hukum… jelas bagi semua pengamat luar bahwa hidupnya dalam bahaya,” kata Peskov meski menegaskan tak percaya ada upaya terorganisir dalam kejadian itu.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dia terkejut mengetahui penembakan tersebut dan berharap Trump “cepat pulih”. “Kekerasan seperti itu tidak ada pembenarannya dan tidak ada tempat di mana pun di dunia ini,” ujarnya.
Di sisi lain, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan keyakinannya bahwa penyelidikan atas serangan itu akan dilakukan dengan cara yang paling efektif. “Bahwa para pelaku dan penghasutnya akan diadili sesegera mungkin agar tidak membayangi pemilu AS dan stabilitas global,” ujarnya.
Mile-Lula hingga Boric dan Obrador
Hal sama juga dikatakan pemimpin negara-negara Amerika. Beberapa bahkan langsung menuding siapa sebenarnya kelompok yang bertanggung jawab.
Presiden Argentina Javier Milei misalnya menyalahkan kelompok “kiri internasional” setelah upaya pembunuhan tersebut. “Karena panik karena kalah dalam pemilu, mereka menggunakan terorisme untuk memaksakan agenda mereka yang terbelakang dan otoriter,” kata presiden populis tersebut.
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan penembakan itu harus dikutuk keras oleh semua pembela demokrasi dan dialog politik. Presiden Chile Gabriel Boric juga menyatakan kecamannya, dan menyebut kekerasan sebagai ancaman terhadap demokrasi yang ditolak.
Di sisi lain, pemerintah Kolombia menyatakan solidaritasnya dengan AS saat ini. “Sebagai negara yang dilanda kekerasan, kami menegaskan kembali bahwa negara ini tidak mempunyai tempat dalam perdebatan politik dan pemilu,” kata pemerintah.
Di Bolivia, Presiden Luis Arce mengatakan, kekerasan, dari mana pun asalnya, harus selalu ditolak oleh semua orang. Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador juga mengutuk penembakan tersebut, dengan mengatakan kekerasan sesungguhnya tidak rasional dan tidak manusiawi.
Xi Jinping-Kishida hingga Jokowi-Netanyahu
Sementara itu, Presiden China Xi Jinping menyatakan “belas kasihan dan simpatinya” kepada Trump. Juru bicara kementerian luar negeri China pun mengatakan Beijing “mengikuti dengan cermat” insiden tersebut.
Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi mengatakan dia “sangat prihatin dengan serangan terhadap teman saya”. “Kekerasan tidak memiliki tempat dalam politik dan demokrasi,” kata Modi.
PM Jepang Fumio Kishida juga menentang serangan politik. “Kita harus berdiri teguh melawan segala bentuk kekerasan yang menantang demokrasi,” ujarnya.
Presiden Taiwan Lai Ching-te pun menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada para korban penembakan. Sedangkan Presiden Filipina Ferdinand Marcos mengatakan “sangat lega” dia mengetahui bahwa “Trump baik-baik saja setelah upaya pembunuhan terhadapnya”.
Dari Pakistan, mantan PM Imran Khan yang dipenjarakan “dengan keras” mengutuk serangan itu, dengan mengatakan, Kekerasan politik adalah alat pengecut. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) turut berkomentar mengatakan segala bentuk kekerasan tidak dapat dibenarkan di dalam kehidupan berdemokrasi di seluruh dunia.
Di sisi lain, PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia dan istrinya Sara “terkejut dengan serangan terhadap Presiden Trump”. “Kami berdoa untuk keselamatannya dan pemulihan yang cepat,” kata Netanyahu.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menggambarkan penembakan itu sebagai insiden berbahaya. Sisi berharap kampanye pemilu AS berlanjut dalam suasana damai dan sehat, bebas dari segala manifestasi terorisme, kekerasan atau kebencian.