Pengusaha Batu Bara dan Nikel Berebut Hal Terbatas

by -73 Views

Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) mengungkapkan bahwa produksi batu bara di dalam negeri dapat terhambat, salah satunya karena ‘berebutan’ alat berat produksi dengan pengusaha tambang di sektor mineral lainnya.

“Kita bersaing untuk mendapatkan alat berat. Biasanya alat berat kecil lebih banyak digunakan di tambang nikel, sementara tambang batu bara menggunakan alat berat yang lebih besar. Namun, kita tetap memerlukan alat berat kecil untuk mendukung produksi sehingga ketersediaan alat berat menjadi perhatian,” ungkap Deputi Jenderal Sekretaris APBI, F Hary Kristiono dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia, dikutip pada Kamis (29/8/2024).

Oleh karena itu, Kristiono memprediksi bahwa produksi batu bara dalam negeri tidak akan mencapai target tahun 2024. Bahkan, perusahaan batu bara juga bersaing untuk mendapatkan operator dan staf yang kompeten di bidang pertambangan.

Tidak hanya itu, produksi batu bara tahun ini juga tidak akan mencapai target karena revisi analisis dampak lingkungan (Amdal) terlalu berlarut-larut. Selain itu, China dan India akan menaikkan produksi batu bara mereka yang dapat mengurangi impor batu bara di negara mereka.

“Diprediksi, produksi batu bara di Indonesia pada tahun 2024 hanya mencapai 850 juta ton, jauh dari target sebesar 922 juta ton. Berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), produksi batu bara dalam negeri saat ini telah mencapai 518,47 juta ton.

Artikel ini dipublikasikan pada CNBC Indonesia.