PT Freeport Indonesia (PTFI) telah resmi memproduksi katoda tembaga melalui fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur. Dengan produksi smelter single line terbesar, Freeport menjadi tambang tembaga hulu-hilir terbesar di Dunia.
Presiden Direktur Freeport Indonesia, Tony Wenas menegaskan bahwa pembangunan smelter katoda tembaga ini merupakan komitmen perusahaan berdasarkan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang diteken pada tahun 2018. Tony Wenas menyatakan bahwa pembangunan smelter tersebut mendapat dukungan dari pemerintah pusat, daerah, Kementerian BUMN, Kementerian Investasi, dan Kementerian ESDM. Hal ini juga merupakan bagian dari program hilirisasi Presiden Jokowi untuk suplai kebutuhan tembaga untuk Electric Vehicle (EV) dan transisi energi.
Smelter konsentrat tembaga dan emas milik PT Freeport Indonesia merupakan smelter dengan single line terbesar di dunia, dengan kapasitas pemurnian hingga 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Dengan adanya smelter ini bersama smelter PT Smelting, keduanya akan memurnikan 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun dengan produksi sekitar 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 220 ton perak per tahun. Investasi untuk smelter tembaga PT Freeport Indonesia mencapai US$ 3,7 miliar atau Rp 58 triliun.
Tony mengingat bahwa proyek smelter tembaga ini dihadiri oleh Presiden Jokowi pada Oktober 2021. Proyek ini beroperasi kurang dari 4 tahun setelah ground breaking dilakukan. Dari tembaga yang ditambang di Papua, dimurnikan di smelter single line terbesar di dunia, menjadikan PTFI perusahaan tambang tembaga hulu hilir terbesar di dunia.