Media Asing Sorot Krisis Pemilihan Presiden, Pilpres Minggir Dulu di Indonesia

by -170 Views

Media asing kembali menyoroti Indonesia. Namun kali ini bukan pemilihan presiden (pilpres) yang akan berlangsung. Yang menjadi sorotan adalah krisis pengungsi Rohingya. Media Prancis, AFP misalnya memuat bagaimana mereka ditolak oleh warga lokal ini dalam artikel “Rohingya refugees stranded on Indonesia beach fear being pushed back to sea”.

“Lebih dari 200 pengungsi Rohingya berkumpul di pantai sebuah pulau terpencil di Indonesia pada hari Rabu, setelah berminggu-minggu terombang-ambing di atas perahu kayu … PBB berusaha menolak upaya penduduk setempat (RI) untuk mendorong kembali anggota minoritas Myanmar yang teraniaya ITU ke laut,” tulisnya dikutip Kamis (23/11/2023).

“Para pendatang terakhir ini merupakan bagian dari lebih dari 1.000 anggota minoritas Myanmar yang putus asa dan kelelahan yang mendarat di pantai provinsi Aceh di Indonesia bagian barat pada minggu lalu,” tambahnya.

“Ribuan warga Rohingya yang sebagian besar Muslim mempertaruhkan nyawa mereka setiap tahun dengan melakukan perjalanan laut dari kamp pengungsi di Bangladesh, seringkali dengan perahu kecil, untuk mencoba mencapai Malaysia atau Indonesia,” tulis media tersebut lagi.

“Namun mereka ditolak oleh penduduk setempat yang mengancam akan mengembalikan mereka ke laut,” jelasnya.

Dimuat bagaimana pengungsi yang terdiri dari 219 orang, 72 laki-laki, 91 perempuan dan 56 anak-anak, tiba di kota Sabang di provinsi Aceh, Selasa sekitar pukul 23.00 WIB. Disebut pula bagaimana pulau itu berada di ujung utara Sumatera.

Mesin kapal mereka dikatakan terombang-ambing di lepas pantai akibat sejumlah kerusakan. Mereka, muat AFP, tidak dapat melakukan perjalanan ke tempat lain.

PBB sebenarnya meminta Aceh menampung. Namun, tulisnya lagi, penduduk setempat di Aceh telah berupaya mendorong kapal-kapal Rohingya dari Bangladesh kembali ke laut sebanyak tiga kali dalam seminggu terakhir.

“Banyak masyarakat Aceh, yang memiliki kenangan akan konflik berdarah selama puluhan tahun, telah lama bersimpati terhadap penderitaan sesama Muslim mereka,” tulis AFP lagi.

“Namun ada pula yang mengatakan kesabaran mereka telah diuji, dengan mengklaim bahwa warga Rohingya mengonsumsi sumber daya yang langka dan kadang-kadang terlibat konflik dengan penduduk setempat,” jelas media tersebut.

Komentar salah satu pengungsi pun dibuat. Termasuk jeritan seorang remaja 15 tahun yang ketakutan kembali ke Myanmar.

“Bagaimana kita bisa pergi ke mana saja?” Ujar salah satu pengungsi Rohingya berusia 15 tahun, Abdul Rahman.

“Kami tidak ingin kembali,” muat laman itu.

Dikatakan pula bagaimana PBB telah mengirim UNHCR ke Sabang untuk memastikan para pendatang itu bisa diterima. Namun di sisi lain, diutarakan bagaimana Indonesia bukan negara penandatangan Konvensi Pengungsi PBB sehingga tidak berkewajiban menerima pengungsi dari Myanmar.

Sebelumnya, Associated Press (AP News) juga menyoroti hal sama. Media AS itu membuat artikel berjudul “More than 240 Rohingya refugees afloat off Indonesia after they are twice refused by residents”.

Dilaporkan bagaimana ada ketidaknyamanan atas kehadiran para pengungsi. Warga Aceh disebut prihatin atas apa yang menimpa pengungsi Rohingnya tetapi tidak sedikit dari mereka yang menimbulkan masalah.

“Warga Pantai Ulee Madon, Kecamatan Muara Batu, mengaku tidak terima dengan kedatangan kelompok terbaru tersebut karena sudah beberapa kali warga Rohingya datang ke kawasan tersebut dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga,” tulis media tersebut.

“Tapi dari sudut pandang lain, mereka membuat keributan. Kami menyediakan tempat berlindung bagi mereka, tapi kami juga tidak bisa menampung mereka,” ujar warga dikutip AP.

“Jadi kami khawatir kejadian yang sama akan terulang kembali,” tambah warga lain.

Ribuan orang dari kelompok minoritas Muslim Rohingya mempertaruhkan nyawa mereka setiap tahunnya untuk mencoba mencapai Malaysia atau Indonesia. Mereka lebih banyak melalui perjalanan laut yang panjang dan berbahaya dan seringkali dengan perahu yang tipis.

Hampir 600 pengungsi Rohingya telah mencapai Indonesia bagian barat minggu ini, dengan 196 orang tiba pada 14 November dan 147 orang tiba pada 15 November.

Lebih dari 2.000 warga Rohingya diyakini telah mencoba melakukan perjalanan ke negara-negara Asia Tenggara pada tahun 2022, di mana hampir 200 orang tewas atau hilang tahun lalu ketika mencoba melakukan penyeberangan laut yang berbahaya.