Jakarta, CNBC Indonesia – Pemilihan presiden (pilpres) di Venezuela sedang panas. Pemimpin oposisi Maria Corina Machado menuduh petahana melakukan “penindasan brutal”.
Dia mengatakan Presiden saat ini, Nicolas Maduro, telah melakukan upaya terstruktur untuk menghilangkannya. Dia diskualifikasi dan tidak diizinkan untuk ikut dalam pemilu selama 15 tahun dengan tuduhan korupsi, dan sejumlah ajudannya telah ditangkap dengan alasan “memicu pemberontakan”.
“Rezim Maduro melancarkan penindasan brutal terhadap tim kampanye saya,” tegasnya yang dikutip dari AFP, Kamis (21/3/2024).
“Ia, sebagai petahana, mencoba menutup jalan Venezuela menuju perubahan dan kebebasan dalam perdamaian dan demokrasi,” tambahnya.
Awalnya, Machado unggul dalam jajak pendapat dan diyakini bisa mengalahkan Maduro dalam persaingan yang adil. Dalam pemilihan pendahuluan oposisi pada bulan Oktober, ia bahkan memenangkan 92% suara.
Machado menilai bahwa Maduro telah melanggar perjanjian yang ditandatangani oleh pemerintah dan oposisi di Barbados tahun lalu. Perjanjian itu berisi janji untuk menyelenggarakan pemungutan suara yang bebas dan adil pada tahun 2024 dengan kehadiran pengamat internasional.
Kesepakatan ini telah mendorong AS untuk melonggarkan sanksi terhadap Venezuela agar perusahaan minyak Chevron dapat melanjutkan ekstraksi minyak mentah secara terbatas di negara itu. Namun, keputusan ini sekarang sedang dipertimbangkan ulang oleh Washington karena Machado terus dikecualikan dari pemungutan suara.
Kemarin, Jaksa Agung Venezuela Tarek William Saab mengumumkan penangkapan resmi Henry Alviarez dan Dignora Hernandez, pejabat senior di partai politik Vente Venezuela yang dipimpin oleh Machado. Keduanya dituduh berencana “merusak stabilitas nasional”.
“Mereka mengumpulkan massa dengan memanfaatkan serikat buruh dan mahasiswa untuk memberikan insentif kepada sayap militer untuk memimpin pemberontakan,” kata Saab.
“Dengan tujuan mengakibatkan destabilisasi di negara tersebut,” tambahnya.
Selain itu, tujuh pembantu Manchado juga telah ditangkap dalam beberapa hari terakhir. Surat perintah penangkapan telah dikeluarkan untuk beberapa orang lainnya.
“Kami telah mengungkap serangkaian konspirasi, ancaman, dan tindakan dengan tujuan yang sama untuk menimbulkan kekerasan dan kekacauan di negara ini, serta mengancam nyawa presiden dan otoritas tinggi sipil dan militer,” kata Saab lagi.
Venezuela akan mengadakan pemilihan pada 28 Juli. Maduro berusaha untuk terpilih kembali setelah 11 tahun.
Selama berkuasa, Maduro dikenal sebagai pemimpin otoriter yang melakukan penindasan secara luas. Barat telah memberlakukan sanksi ekonomi karena kehancuran ekonomi negara itu.