Harga Barang Elektronik Akan Naik, Jangan Kaget! Dampak Kenaikan Nilai Dolar

by -209 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah kembali melemah empat hari berturut-turut terhadap dolar AS. Menurut Refinitiv, nilai tukar rupiah ditutup di angka Rp15.650/US$ atau melemah 0,03% pada akhir perdagangan Kamis (9/11/2023). Hari ini, rupiah melemah ke angka Rp 15.700/US$.
Akibat melemahnya rupiah, barang impor diperkirakan akan mengalami kenaikan harga. Kalangan pedagang elektronik telah mengindikasikan hal itu akan terjadi dalam waktu dekat. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Komoditi Elektronik (Apkonik) Deni Irawan menyebutkan bahwa hal itu terjadi karena beberapa faktor, mulai dari biaya produksi hingga kenaikan kurs itu sendiri.
“Kenaikan nilai dolar terhadap mata uang lokal dapat menyebabkan kenaikan harga barang-barang elektronik. Kenaikan nilai dolar biasanya membuat biaya produksi bagi perusahaan yang mengimpor komponen atau peralatan elektronik dari luar negeri lebih mahal. Biaya tambahan ini kemudian cenderung ditransfer ke konsumen dalam bentuk kenaikan harga jual, yang menyebabkan barang-barang elektronik menjadi lebih mahal bagi konsumen lokal,” katanya kepada CNBC Indonesia, Jumat (28/4/2023).
Kejadian ini sebenarnya bukan lagi hal yang baru, akan tetapi sudah beberapa kali terjadi karena pada dasarnya dalam komoditi elektronik di dalam negeri masih membutuhkan impor dari negara lain yang mana bentuk transaksi masih menggunakan dolar.
“Bukan hanya itu, tempat dimana produsen dari suatu komoditi elektronik diimpor tentu akan mempengaruhi keadaan harga barang di pasaran,” ujar Deni.

Namun Deni menyoroti bahwa saat ini belum ada gerakan intervensi atau preventif dari pemerintah untuk menangani permasalahan ini. Pemerintah memiliki beberapa opsi untuk mengurangi dampak kenaikan harga barang elektronik akibat kenaikan nilai dolar, seperti kebijakan fiskal atau pemerintah dapat menyesuaikan kebijakan pajak impor atau menawarkan insentif fiskal kepada produsen lokal untuk mengurangi ketergantungan pada impor, sehingga harga barang elektronik menjadi lebih stabil.
Kemudian Intervensi mata uang yakni pemerintah dapat melakukan intervensi dalam pasar valuta asing untuk menstabilkan nilai mata uang lokal terhadap dolar, meminimalkan dampak kenaikan harga barang-barang elektronik.
Tidak ketinggalan dalam kebijakan perdagangan yakni negosiasi perjanjian perdagangan untuk mendapatkan akses yang lebih baik ke pasar global atau mengurangi hambatan perdagangan juga bisa membantu mengendalikan harga barang elektronik.
Hingga langkah terakhir, yakni subsidi atau bantuan yakni Pemerintah bisa memberikan subsidi kepada produsen elektronik lokal atau mengurangi bea impor untuk menurunkan biaya produksi dan harga jual barang-barang elektronik.
“Namun, setiap langkah tersebut memiliki pro dan kontra serta dapat mempengaruhi berbagai aspek ekonomi. Terkadang kebijakan ini perlu dipertimbangkan secara hati-hati untuk memastikan efektivitasnya tanpa menciptakan masalah baru dalam perekonomian saat ini,” sebut Deni.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya
Dedolarisasi Makin Panas, Ini Negara Terbaru ‘Buang’ Dolar AS

(fys/wur)