Ancaman Panic Buying Mengintai Malaysia Setelah Dicabutnya Subsidi

by -181 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Malaysia saat ini menghadapi ancaman panik beli. Ini dikarenakan pemerintah akan mengakhiri subsidi. Namun, subsidi yang dimaksud bukanlah subsidi bahan bakar minyak (BBM) atau energi lainnya, melainkan subsidi harga ayam.

Malaysia memutuskan untuk mengakhiri subsidi ayam mulai tanggal 1 November. Pemerintah mengklaim keputusan ini diambil berdasarkan pertimbangan bahwa pasokan ayam saat ini sudah mulai stabil.

“Mengikuti pendekatan bertahap dalam penargetan subsidi, pemerintah telah sepakat untuk sepenuhnya menghentikan subsidi dan pengendalian harga untuk ayam mulai 1 November,” kata Menteri Pertanian dan Ketahanan Pangan Mohamad Sabu, seperti yang dilaporkan oleh The Strait Times dan Malaysia Mail pada Senin (30/10/2023).

Ia juga menjelaskan bahwa alasan di balik penghentian subsidi ayam dalam jumlah besar adalah untuk mengurangi kebocoran subsidi yang saat ini dinikmati oleh penduduk asing dan kelompok berpenghasilan tinggi. Mohamad Sabu menegaskan bahwa kementerian akan memantau harga ayam untuk memastikan bahwa unggas tersebut dijual dengan harga yang wajar. Kementerian akan bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Biaya Hidup dan akan melakukan langkah-langkah intervensi jika terjadi lonjakan harga setelah batas atas harga dicabut.

“Pemerintah akan memperluas program Jualan Rahmah dan Madani Agro Sales di seluruh negeri untuk memasok ayam dengan harga terjangkau,” kata Mohamad Sabu, merujuk pada dua program pemerintah yang bertujuan untuk meringankan dampak tingginya biaya hidup masyarakat.

Program Jualan Rahmah menawarkan berbagai bahan makanan seperti telur dan minyak goreng dengan harga lebih rendah dari harga pasar. Sementara itu, program Madani Agro Sales memungkinkan petani dan nelayan untuk menjual produk mereka secara langsung kepada konsumen, sehingga dapat membantu mengatur harga sekaligus meningkatkan pendapatan produsen.

Mohamad Sabu juga menghimbau masyarakat agar tidak melakukan pembelian panik (panic buy), karena peningkatan permintaan dapat berdampak pada kenaikan harga. Jika diperlukan, pemerintah akan segera melakukan impor ayam.

Harga tertinggi ayam olahan standar di Malaysia adalah RM 9,40 (sekitar Rp 31.000) per kilogram. Pencabutan subsidi ini juga akan menyebabkan kenaikan harga ayam hingga 45 sen.

Artikel Selanjutnya:
Breaking News! Pesawat Sipil Jatuh di Selangor, Malaysia.