Penyerangan Israel di Sekolah Gaza Menewaskan Lebih dari 200 Orang

by -190 Views

Serangan Israel di Gaza, Palestina masih terus berlanjut. Terbaru, laporan dari Televisi Palestina menyebutkan bahwa Israel telah menyerang sebuah sekolah di UNRWA yang menjadi tempat para pengungsi dari kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara.

Serangan yang terjadi pada hari Sabtu tersebut menyebabkan sekitar 200 orang tewas. Kepala badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA) menyebutkan bahwa pihaknya menerima gambar dan rekaman mengerikan terkait korban tewas dan terluka akibat serangan tersebut.

“Serangan-serangan ini tidak boleh dianggap biasa, mereka harus dihentikan. Gencatan senjata kemanusiaan tidak bisa ditunda lagi,” kata Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini melalui platform media sosial.

Video-video terkait insiden tersebut telah beredar di media sosial, namun belum dapat diverifikasi kebenarannya oleh AFP. Beberapa unggahan menunjukkan mayat-mayat berlumuran darah dan debu di lantai sebuah bangunan, serta kasur-kasur terjepit di bawah meja sekolah di Jabalia, kamp pengungsian terbesar di Palestina.

Israel telah bersumpah untuk menghancurkan Hamas sebagai respons atas serangan pada 7 Oktober yang telah menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil di Israel selatan, dan menyebabkan sekitar 240 orang disandera.

Serangan udara dan darat dari pihak Israel telah menewaskan 12.000 orang, termasuk 5.000 anak-anak. Jumlah tersebut berdasarkan data pemerintah Hamas yang telah memerintah Gaza sejak tahun 2007.

Berdasarkan data PBB, sekitar 1,6 juta orang telah mengungsi ke kawasan Gaza akibat pertempuran selama enam minggu terakhir.

Serangan terpisah pada hari Sabtu di sebuah bangunan lain di kamp Jabalia menewaskan 32 orang dari keluarga yang sama, 19 di antaranya adalah anak-anak.

Tentara Israel belum memberikan komentar atas dua serangan tersebut. Mereka juga telah memerintahkan warga Palestina untuk pindah dari Gaza utara demi keselamatan mereka, namun serangan udara tetap terus melanda wilayah tengah dan selatan.

Ratusan orang terpaksa melarikan diri setelah tentara Israel memerintahkan evakuasi dari rumah sakit utama di Gaza, di mana sekitar 2.000 orang masih terjebak.

Orang-orang sakit dan terluka terlihat keluar dari rumah sakit Al-Shifa menuju pinggir laut tanpa adanya ambulans. Mereka meninggalkan rumah sakit bersama dokter dan perawat, ketika ledakan terdengar di sekitar fasilitas tersebut.

Dalam perjalanan, seorang wartawan AFP melihat setidaknya 15 mayat di sepanjang jalan yang penuh dengan toko-toko yang rusak parah dan kendaraan terbalik.

Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mencatat 120 orang terluka bersama dengan sejumlah bayi prematur yang tidak disebutkan jumlahnya. Mereka masih berada di rumah sakit Al-Shifa yang telah menjadi fokus pertempuran.

Israel juga dilaporkan telah melakukan operasi militer di dalam rumah sakit, dengan alasan mencari pusat operasi Hamas yang diduga berada di bawah kompleks kawasan kesehatan tersebut. Namun tuduhan itu dibantah oleh Hamas.