Petuah Ketua Korpri untuk PNS agar Tidak Banyak Gaya

by -169 Views

Ketua Umum Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Zudan Arif Fakrulloh mengingatkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk selalu hidup sederhana. Dia mengatakan langkah itu harus dilakukan agar tidak terjerat pinjaman online ilegal.

“Anak muda di ASN kadang FOMO, fear of missing out, takut ketinggalan tren, beli barang yang tidak terpakai, beli sepatu merek baru yang terkenal, tas, jam padahal tidak terlalu butuh,” kata dia dalam diskusi Korpri “ASN Hindari Pinjaman Online Liar”, Selasa, (21/11/2023).

Dia mengatakan kalangan muda pegawai negeri memberikan fokus yang lebih besar untuk karya, bukan gaya. Menurut dia, kalangan PNS harus lebih mengutamakan prestasi ketimbang gengsi.

“Prestasi lebih penting daripada gengsi, sudahlah ga usah ngopi di tempat mewah, di tempat biasa aja. Kopi Mamasa, Kopi Toraja itu enak, tidak usah ke tempat mahal,” kata dia.

Menurut dia, menerapkan gaya hidup sederhana itu penting. Sebab, gaji PNS sebenarnya cukup asalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Akan tetapi, gaji PNS tidak akan cukup apabila untuk memenuhi gaya hidup.

“Jadi yang kita penuhi itu kebutuhan hidup kita, bukan gaya hidup kita,” kata dia. Fokus pada kebutuhan hidup menjadi tips pertama yang diberikan Zudan agar terhindar dari keharusan melakukan peminjaman online yang risikonya tinggi.

Sekretaris Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) itu berkata tips kedua adalah menghindari window shopping atau kegiatan melihat-lihat barang belanjaan tanpa niat membelinya. Zudan mengatakan tindakan itu akan membuat PNS tergiur membeli barang yang tidak dibutuhkan.

“Mantan Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri ini juga mengatakan PNS juga harus menentukan skala prioritas. Dia mengatakan PNS harus bisa memilah antara kebutuhan dengan keinginan.

Keempat, Zudan mengatakan kalaupun harus meminjam uang ke bank, PNS harus memastikan bahwa utang itu diambil untuk kebutuhan produktif, bukan konsumtif. Misalnya saat membeli motor, dia meminta koleganya untuk memastikan bahwa motor itu dibeli untuk kebutuhan transportasi.

“Boleh asalkan sepeda motormu untuk bekerja, tapi kalau motor untuk balapan tidak usah,” kata dia.

Terakhir, dia mengatakan jangan mempraktikan gali lubang tutup lubang. Artinya, jangan membayar hutang dengan hutang kembali.

Dia mengatakan berhutang bahkan ke pinjaman online memang tidak dilarang. Namun, dia ingin para koleganya untuk memastikan betul bahwa tindakan meminjam uang itu adalah langkah terakhir yang bisa ditempuh. Kalaupun terpaksa meminjam secara online, dia meminta para PNS memastikan bahwa lembaga pinjaman itu legal, bukan ilegal.

“Financial technology bisa jadi solusi, tapi fintech yang seperti apa nanti akan dijelaskan,” kata dia.