Para analis di Institut Unifikasi Nasional Korea memperingatkan bahwa Rusia dan Korea Utara (Korut) berencana melakukan uji coba nuklir pada tahun 2024, bersamaan dengan pemilihan presiden Amerika Serikat (AS). Para analis dari lembaga pemikir yang didanai Korea Selatan (Korsel) tersebut menekankan bahwa Rusia kemungkinan akan melakukan uji coba nuklir pertamanya dalam lebih dari 30 tahun setelah pemilihan presiden pada Maret 2024. Mereka memperkirakan bahwa keputusan strategis ini dapat mendorong Presiden Korut Kim Jong Un untuk melakukan uji coba nuklir pertamanya sejak tahun 2017, sebagai bagian dari taktik penguatan militer yang lebih besar antara Moskow dan Pyongyang. Menurut pakar lembaga think tank Hyun Seung-soo, uji coba nuklir Rusia dapat memberikan dorongan baru bagi uji coba nuklir Korea Utara. Hyun menambahkan bahwa kemungkinan kedua negara tidak akan berunding satu sama lain sebelum tes yang diperkirakan akan dilakukan. Namun, Pyongyang dapat memperhitungkan waktunya sendiri berdasarkan tindakan Rusia yang menunjukkan sikap sentimen anti-AS. Korut adalah salah satu sekutu yang paling disukai Rusia, terutama setelah invasi Moskow ke Ukraina pada Februari 2022. Analis senior lainnya, Kim Jin-ha, mengatakan bahwa kemungkinan koordinasi kedua negara sebelum uji coba nuklir itu tidak mungkin terjadi. Namun, Kim mengatakan bahwa Pyongyang mungkin akan mempertimbangkan waktu yang tepat bagi Rusia karena keduanya memiliki tujuan yang sama untuk memperkuat koalisi sikap anti-AS secara global. Dia yakin bahwa uji coba berikutnya Korut kemungkinan akan fokus pada menunjukkan kemampuan serangan nuklirnya dalam situasi perang nyata. Presiden Rusia Vladimir Putin diperkirakan akan ikut serta dalam pemilu tahun depan, yang akan menandai masa jabatannya yang kelima. Menurut juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, hasil pemilu tersebut kemungkinan besar akan dipandang berbeda di luar Rusia dibandingkan di dalam negeri.
Rusia dan Korea Utara Bersiap Uji Coba Senjata Nuklir, Ada Ancaman Perang Dunia 3 pada 2024?
