Jakarta, CNBC Indonesia – Cuaca ekstrem selama periode peralihan musim (pancaroba) diduga menjadi penyebab utama terjadinya amblasnya Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) pada Rabu malam lalu. Hujan yang sering turun dengan intensitas sedang hingga lebat, menjadi pemicu bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang dan longsor tanah.
Tol Bocimi merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang rentan terhadap longsor tanah. Tol Bocimi berada di wilayah perbukitan dengan lereng bervariasi, mulai dari landai hingga agak curam. Berdasarkan prakiraan Gerakan Tanah bulan April 2024, lokasi ini masuk dalam zona potensi gerakan tanah menengah-tinggi. Kelembaban tanah yang tebal dan kemiringan lereng yang agak curam membuat hujan deras dan lama menjadi penyebab bencana.
“Terdapat rongga atau retakan di dalam tanah, yang saat hujan terisi air dan membuat tanah mengembang, sehingga terjadi gerakan tanah,” jelas Dr. Muhammad Hidayat, Pakar Komunikasi Bencana, pada Senin (8/4/2024). “Apalagi jika dilihat, kondisi tebing di lokasi kejadian memang agak curam dan memperbesar gaya dorong.”
Tiga kendaraan dari arah Jakarta mengalami kecelakaan: satu MPV terperosok ke dalam lubang sepanjang 15 meter, dan dua lainnya menabrak median jalan akibat amblas. Evakuasi korban dilakukan dengan lancar tanpa adanya korban jiwa.
Saat ini, sedang dilakukan analisis untuk memperbaiki Tol Bocimi. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berencana membangun pondasi penahan sebagai upaya perbaikan sementara agar jalur yang tidak terkena longsor bisa dilalui oleh pemudik.
“Selain perbaikan, penting untuk melakukan cek dan analisis wilayah sekitar Tol Bocimi, untuk waspada terhadap retakan yang terjadi–karena longsor tidak terjadi secara tiba-tiba, ada tanda-tandanya. Selain itu, harus ada rambu atau tanda khusus di sekitar area rawan longsor, agar pengguna jalan bisa meningkatkan kewaspadaan,” ungkap Dr. Muhammad Hidayat.
“Kondisi amblas di tol ini sebenarnya sering terjadi. Beberapa tahun lalu, Cipularang juga mengalami hal serupa. Tidak hanya di jalan tol, secara umum wilayah tengah hingga selatan Pulau Jawa rentan terhadap amblas dan longsor, terutama dengan cuaca ekstrem di awal bulan April,” jelas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana, Dr. Abdul Muhari.
Pemudik diharapkan lebih waspada dan menghindari berkendara saat hujan. Hujan yang berlangsung lebih dari satu jam dapat meningkatkan risiko amblas dan longsor. Beristirahat di Rest Area menjadi pilihan terbaik jika cuaca tidak bersahabat, agar perjalanan mudik tetap aman.